Pages

Kreatifitas yang dikekang (orang tua)

Menjadi anak-anak bukanlah sebuah pilihan. Jika manusia dilahirkan di bumi, maka masa pertumbuhan menjadi suatu keharusan, dan tahap awalnya adalah menjadi anak-anak.

Tentu, seorang anak memiliki orang tua atau wali yang menjaganya dan mengajarkan pelajaran hidup untuk kehidupan masa depan. Pengajaran hidup yang standar adalah bagaimana cara menjalani kehidupan sehari-hari, seperti mandi, makan, mencuci pakaian, masak, dan lain-lain.

Namun,
Banyak orang tua yang menganggap pelajaran itu haru sesuai dengan keadaan yang semakin berkembang. Contohnya dizaman yang serba modern ini, tidak perlu repot-repot mengajarkan anak memasak karena ada banyak sekali penyedia makanan siap makan. Maka tidak heran banyak anak remaja beranjak dewasa (umur 20-an) tidak bisa masak (terutama cewek). Contoh lain adalah memberikan beban pelajaran yang berlebih kepada anak. Jika dulu hanya ada sekolah formal saja, saat ini ada begitu banyak lembaga pendidikan non formal dengan berbagai jenis pendidikan khusus, seperti IPA, Bahasa Asing, musik, dan sejenisnya. Banyak orang tua yang beranggapan memiliki beberapa kemampuan merupakan nilai tambah tersendiri. Lagi-lagi hal ini tidak memikirkan dampak kepada perkembangan anak.

Perkembang anak dimulai sejak usia emas (1 sampai 5 tahun). Pada masa ini mereka sedang mencari bakat yang di anugerahkan oleh Tuhan di dalam dirinya. Seharusnya sebagai orang tua hanya menjaga sang anak agar tidak melakukan perbuatan yang membahyakan dirinya. Misalnya anak yang memiliki bakat menggambar, yang mencoret-coret segala apapun yang terlihat hampah seperti tembok, kertas kosong, dan sejenisnya. Dan orang dewasa sering melarang hal itu, serta tidak memberikan solusi agar sang anak bisa menggambar di tempat lain. Atau anak dengan bakat musik, sering menepuk-nepuk benda yang menghasilkan suara yang berbeda-beda, dan lagi-lagi orang dewasa merasa terganggu hingga menyuruh sang anak diam.

Memaksakan anak menjadi ahli bahasa sedangkan anak lebih suka musik atau sebaliknya merupakan beban berat bagi anak. Di sisi lain, kemampuan bertahan hidup yang dasar seperti memasak sering dilarang oleh orang tua.

Setelah dewasa anak cenderung manja dengan segala apapun ingin dipersiapkan orang tua. Keahlian yang dianugerahkan tuhan tidak digunakan sebagai mana mestinya.

Contoh nyata adalah ketika Rosi (pembalap motor) di beri pilihan untuk menjadi seorang dokter, Namun Ia menolak dan ingin menjadi pembalap. Bayangkan jika saat itu orang tua Rosi berusaha keras membujuk anaknya menjadi dokter, mungkin tidak se-terkenal seperti saat ini.

Umaru

Selalu belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi menuju Ridho Sang Ilahi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar