Selamat Pagi Indonesia...
Sudah vakum untuk beberapa saat di blog ini. Namun, akhirnya saya sadar, menulis bukan sebuah kewajiban, tetapi lebih kepada aktifitas dan kebiasaan.
Well, baru-baru ini banyak sekali media massa baik elektronik maupun konvensional yang memberitakan mengenai pekarangan rumah Pak Sukadi (43) dengan bunga lili yang bermekaran bersamaan di Dusun Ngasemayu, Desa Salam, Kecamatan Patuk. Pak Sukadi berhasil membudidayakan bunga lili begitu banyak di pekarangan rumahnya. Begitu banyaknya, seperti kebun bunga yang ada di luar negeri. Lalu, banyak orang yang mengunjungi pekarangan rumah tersebut. Tetapi, dengan kebiasaan "orang Indonesia" yang lebih mementingkan diri sendiri (terutama untuk selfie) membuat bunga yang baru mekar itu habis diinjak-injak pengunjung.
Kenapa ini bisa terjadi?
Coba dibahas dengan bahasa sederhana:
- Fisik (pekarangan penuh bunga) yang begitu indah tidak dibarengi dengan Psikis (mental pengunjung) yang indah juga.
- Hanya ada sedikit orang (Pak Sukadi) yang mengabdikan diri untuk menanam dan memelihara bunga lili sampai mereka bisa mekar bersamaan di awal musin penghujan, Namun, ada begitu banyak orang yang entah sadar atau tidak telah merusak pengabdian Pak Sukadi hanya dalam waktu beberapa jam.
- Jangankan membicarakan tentang masyarakat umum, pemerintah yang secara undang-undang adalah pelayan masyarakat tidak disebutkan sama sekali dalam setiap berita yang saya baca di media massa. Padahal, jika bentuk pengabdian seperti ini bisa di jaga oleh pemerintah, maka saya yakin Indonesia akan lebih indah di banding kebun luar negeri yang disanjung-sanjung itu.
Mungkin tiga itu saja yang menjadi inti dari tulisan ini. Untuk bisa membuat suatu hal dengan baik, paling tidak dibutuhkan dua hal dari tiga subjek utama yaitu fisik, psikis, dan sosial. Namun di Indonesia, kebanyakan orangnya lebih melihat fisik (karena mudah dilihat) dari pada memperhatikan psikis apalagi sosial. Mungkin inilah yang harus di revolusi mental.
Sekian dan Terimakasih :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar